Kamis, 18 Oktober 2007

Project Saya : Kemasan Cerutu - Branding Case

Hai, hari ini saya menyerahkan konsep desain
untuk kemasan produk cerutu. Saat ini saya
sudah mencapai kemajuan 80%.
20% berikutnya berupa finishing dan pemilihan
kata yang tepat.

Liat nih kerjaan saya :



Saya akan cerita dikit tentang proses pengerjaan desain
kemasan ini. Well, sebenernya Job Order nya bukan
disuruh bikin desain kemasan sih, tapi bikin merek baru.
New Product Branding.

1. Interview

Interview ini penting buat saya untuk memahami apa
yang klien mau. Selain briefing pertama kali, saya juga
perlu untuk menggali lebih dalam apa yang klien perlukan.
Soalnya banyak sekali klien yang ngga tau apa yang mereka
mau.
Jadi di sesi interview saya kupas semua, saya gali, saya arahkan,
saya tangkap apa yang mereka mau.
Tepatnya ini yang saya tanyakan :
 - kepada siapa produk ini akan dijual
 - seperti apa calon konsumen nya (umur, golongan, lokasi, dll)
 - siapa aja kompetitornya
 - seberapa mahal dibandingkan kompetitor sejenis
 - nuansa / kesan yang dimau, apakah yg fungky ato yg mewah,
   ato yg konservatif, dll

2. Survei

Survei ini saya lakukan untuk tau tentang cerutu. Saya kan
ga ngerokok, apalagi nyerutu, jadi saya putuskan untuk lebih
akrab, memahami kegunaan dan makna cerutu. Saya biasa
survei lewat internet, buku2 yang dipinjami oleh klien.

Saya jadi sering mengunjungi situs2 berbahasa Spanyol, untuk
sekedar mengetahui seperti apa sebuah frase atau kata diucapkan
dalam bahasa Spanyol.

Saya juga survei sendiri tentang produk2 kompetitornya klien saya.
Saya jadi lebih tau, produk A disukai karena apa, produk B
lebih mahal tapi lebih laku, dsb.

Survei2 ini juga membantu saya untuk menentukan apa yang
berbeda dari produk klien saya dibandingkan dengan kompetitor
sejenis.

3. Alternatif nama dan desain

Setelah saya dapet semua info yg saya butuhkan,
saya langsung bikin desain nya. 

4. Revisi dan revisi

Revisi ini proses yang penting juga untuk menyempurnakan
hasil karya. Di sini klien jadi lebih kritis karena mereka jadi
lebih melek tentang branding/merek, lebih peka akan apa
yang dimau.

Klien juga survei sendiri lho. Dan karena mereka punya dana
khusus untuk riset, mereka membeli beberapa produk sebagai
referensi desain yang mereka mau. Di tahap ini kontak antara
saya dengan klien jadi lebih intens, lebih fokus.

Nah, sekarang coba nilai, seberapa bagus dan efektif kah desain
kemasan yang saya buat ini. Kira2 seperti apa calon konsumen nya?
Seperti apa pula nuansa yang pengen saya tampilkan?

Rabu, 17 Oktober 2007

Prolog - Kemasan = Nilai Tambah

Hai. Nama saya Prayoga. Saya seorang desainer grafis.
Saya mau tanya nih, kalau waktu mau beli snack di supermarket, apa yang pertama kali Anda lihat?
Kalau saya sih kemasan dan mereknya.

Pernah, suatu kali saya beli keripik (saya kirain
keripik kentang, bungkusnya bagus sih),
ternyata isinya keripik singkong, mana harganya mahal banget lagi.
Udah gitu, laku lagi! Walaah..

Tapi ini suatu bukti kalo kemasan emang berpengaruh
pada keputusan pembelian. Walau cuma keripik singkong,
tapi bisa dijual Rp 4000 per bungkus. Kelak,
ketika inovasi produk berkurang, kemasan akan jadi nilai tambah
yang bisa mendongkrak penjualan.

Mulai hari ini saya mau sharing
pengetahuan saya tentang desain kemasan.
Kita bandingkan, kemasan mana yang lebih memicu pembelian.
Kita bandingkan juga bagus mana, faktor apa saja
yang bikin orang tertarik, trus beli.

Sekian dulu hari ini.